Rancang Bangun Model Penghasil Air Tawar dan Garam dari Air Laut Berbasis Efek Rumah Kaca Tipe Penutup Limas

Authors

  • Gunomo Djoyowasito
  • Ary Mustofa Ahmad
  • Musthofa Lutfi
  • Andi Anggara

Abstract

Ketersediaan air bersih dan air tawar untuk keperluan sehari-hari menjadi salah satu kendala dalam kehidupan masyarakat pesisir pantai tersebut. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan memanfaatkan air yang mayoritas ada yaitu air laut dengan cara pengolahan menjadi air tawar. Pengolahan ini menggunakan prinsip umum destilasi. Dengan bahan pilihan yang digunakan serta modifikasi struktur, selain menghasilkan air laut nantinya juga akan menghasilkan produk yang lain yaitu garam. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang dan membuat model fisik serta menguji pengolahan air laut sebagai penghasil air tawar dan garam. Penelitian ini menggunakan metode perancangan fungsional dan struktural untuk mengetahui bahan apa yang digunakan, dimensi serta fungsi pada setiap bagian model fisik alat tersebut. Pengujian yang dilakukan yaitu dengan metode deskriptif dengan melakukan pengukuran secara langsung pada saat pengamatan. Hasil penelitian yang diperoleh berupa model penghasil air tawar dan garam dari air laut dengan ruang kaca , atap kaca, wadah bahan, cerobong, saluran air, penyangga dan saluran output. Hasil pengujian menunjukkan suhu air laut lebih tinggi dari suhu ruang dan suhu kaca, dimana ketiganya memiliki suhu yang lebih tinggi dari suhu lingkungan. Hal ini karena adanya Efek Rumah Kaca atau glass house effect. Proses yang terjadi pada model alat merupakan proses batch dimana bahan yang masuk sebesar 2000 ml akan mengalami proses pengolahan, pertama adalah proses destilasi yang menghasilkan air tawar sebesar 1316,5 ml kemudian mengalami proses pengkristalan garam yang menghasilkan 73,06 gram garam. Dari proses tersebut, persentase air awar yang dihasilkan sebesar 65,83 % sedangkan untuk garam 3,55 %.

Downloads

Published

2019-04-04

Issue

Section

Bahasa Indonesia Articles