Pemanfaatan Limbah Nangka (Artocarpus heterophyllus) Pada Proses Pengomposan Anaerob Dengan Menambahkan Variasi Konsentrasi EM4 (Effective Microorganisme) Dan Variasi Bobot Bulking Agent.

Authors

  • Turangga Bagus Setya Graha
  • Bambang Dwi Argo
  • Musthofa Lutfi

Abstract

Semakin meningkatnya industri kripik buah di Kota Malang dan meningkatnya produksi nangka dari tahun ke tahun akan berbanding lurus dengan produktivitas limbah nangka. Salah satu upaya terbaik untuk pengolahan limbah kulit nangka dengan cara menjadikan pupuk organik/kompos. proses pengomposan dilakukan dengan metode anaerob dengan penambahan aktivator EM4 dan Bulking Agent, dari penelitian ini ingin diketaui pengaruh penggunaan EM4 dan Bulking Agent dalam proses pengomposan anaerob terhadap karakteristik kompos dan mengetahui komposisi optimum antara penggunaan aktivator EM4 dan Bulking Agent. Analisa yang dilakukan meliputi Kadar Air, Kadar N Total, Kadar C organik, Rasio C/N, PH, Bahan Organik dan Suhu. Pada penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok Faktorial. Faktor I adalah konsentrasi volume EM4 yaitu 2,5%, 5%, 7,5% sedangkan untuk faktor II penambahan Bulking Agent 3%, 6%, 9%, 12%, 15%. Data yang diperoleh di analisa sidik ragamnya, bila terdapat perlakuan berbeda maka di uji dengan Beda Nyata Terkecil (BNT). Dari hasil uji dilaboratorium didapatkan pengaruh yang signifikan dari penambahan EM4 terhadap karakteristik kompos limbah kulit nangka dan didapatkan komposisi optimum dimana perlakuan yang digunakan dengan pemberian konsentrasi EM4 2,5% dan bulking agent 15%. Dari hasil tersebut didapatkan nilai kandungan karbon 21%, nitrogen 1,7%, C/N rasio 12,35, kadar air 41%, bahan organik 36,18%, suhu 30C, dan PH 8,74, sehingga dari hasil tersebut jika dibandingkan dengan standart SNI (19-7030-2004) hasil dari pengomposan dengan perlakuan K1B1 sudah memenuhi standart.

 

Downloads

Published

2014-12-12

Issue

Section

Bahasa Indonesia Articles